iPhone 5C adalah salah satu gebrakan Apple demi mengalahkan gempuran pasar smartphone yang kini tengah diserang oleh produk-produk smartphone berbasis Android. Diciptakan dengan material plastik warna-warni serta dibanderol dengan harga murah, tak lantas membuat iPhone 5C menjadi laris. Meskipun harganya lebih murah ketimbang dari iPhone 5s, iPhone 5C dinilai kurang laku. Mengapa iPhone 5C bisa kurang laku dipasaran?
Penelitian dari Consumer Intelligence Research Partners (CIRP) di Amerika Serikat mengabarkan bahwa penjualan iPhone 5C dua kali lebih rendah ketimbang penjualan iPhone 5S. Dibanderol dengan harga sekitar Rp 7 jutaan tak membuat iPhone warna-warni ini menjadi primadona smartphone. Sementara iPhone 5S yang berharga Rp. 8,7 Jutaan terjual cukup banyak.
“Menurut Survei CIRP pada konsumen yang membeli iPhone baru di akhir September ini, iPhone 5C tidak sekedar kurang laku, namun penjualannya nyaris dua kali dibawah penjualan iPhone 5s. iPhone 5S terjual 64% dari total seluruh penjualan iPhone. Sementara 5C hanya terjual 28%, dan terakhir ada iPhone 4S yang terjual sebanyak 9%. Saat ini memang iPhone 5 sudah tidak dijual, namun iPhone 5S masih dipasarkan.
Menguatkan penelitian tersebut, kabarnya Apple memang memangkas produksi “iPhone murah” ini hingga 50%. Semula ditargetkan 300 ribu unit perhari menjadi 150 ribu unit.
Mengapa iPhone 5C kurang laku ketimbang iPhone 5S dinilai karena faktor material casing yang terbuat dari plastik. Sisanya berpendapat bahwa untuk sebuah handheld berbahan plastik, iPhone 5C masih terlalu mahal.
CIRP mengungkapkan bahwa saat ini pasar lebih memilih smartphone dengan harga yang lebih murah. Mereka berharap bahwa iPhone 5C bisa menjadi salah satu primadona smartphone murah, namun untuk saat ini benturan desain masih menjadi alasan mengapa varian iPhone 5C kurang laku di pasaran.
Bahkan di Amerika Serikat, toko retail Walmart telah memangkas harga iPhone 5C demi menarik minat para konsumen. Di Walmart disediakan iPhone 5C seharga 500 ribuan dengan catatan paket berlangganan selama dua tahun.
0 comments